Sebagai pesan Paskah tahun 2012 ini, Paus Benediktus XVI mengajak kita untuk merefleksikan perbuatan amal kasih dengan mengambil kutipan dari surat Ibrani 10: 24; ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”.

 

Bapa Suci mengajak kita memperbaharui perjalanan iman kita dengan perjalanan yang ditandai dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut sukacita Paskah.

 

Sri Paus menekankan bahwa ayat ini memberikan pengajaran yang ringkas, bernilai, dan tepat di segala zaman, atas tiga aspek hidup Kristiani, yaitu: kepedulian kepada sesama, kasih timbal balik, dan kekudusan pribadi.

 

Sementara kita umat Keuskupan Agung Jakarta untuk Aksi Puasa Pembangunan 2012 mengambil thema yang sangat sejalan dengan pesan Bapa Suci ini yaitu: ”Dipersatukan Dalam Ekaristi – Diutus Untuk Berbagi”.

 

Dalam surat Gembala Prapaskahnya, Uskup kita Mgr. Ignatius Suharyo menjelaskan bahwa Jati diri kita adalah Ekaristi, yang kita imani sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani (bdk LG 11). Maksudnya, sebagaimana roti Ekaristi diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagi-bagi, kita pun adalah pribadi-pribadi yang dipilih oleh Allah, diberkati agar dapat dipecah-pecah yang dibagi-bagi bagi dunia.

 

Dengan memilih untuk ikut Kristus, kita menyediakan diri kita sebagai alat Tuhan dalam menyampaikan kabar sukacita-Nya. Artinya kita berbuat sesuai dengan perintah dan perutusan yang kita terima dalam merayakan dan menyambut Ekaristi.

 

Sejak berdirinya Paroki kita telah banyak membantu, namun ternyata masih banyak umat kita yang belum beruntung, masih perlu bantuan dan uluran tangan sesamanya. Thema: ”mari berbagi” yang merupakan pengejawantahan cinta kasih Kristiani sangat tepat dicanangkan sebagai inti gerakan APP.

 

Pada hari Sabtu, 4 Februari 2012 Paroki Tomang mencanangkan program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) yang merupakan upaya kita bersama dengan umat 17 paroki lain di Keuskupan Agung Jakarta untuk menjawab tantangan iman yang kita hadapi – yaitu kepedulian terhadap sesama.

 

Dengan demikian makin banyak upaya-upaya kepedulian yang dilakukan oleh umat Paroki Tomang. Mulai dari acara insidentil berupa baksos, kunjungan ke rumah jompo atau Vinsensius, sampai aktivitas yang berkesinambungan seperti poliklinik taman Gizi, GOTA, Kopdit dan terakhir ASAK.

 

Romo Josh Kokoh dalam rekoleksi Prapaskah “Remain in Me” mengatakan hendaknya kita dalam menyambut Paskah bertanya pada diri sendiri dengan memelesetkan kata ”Paskah” menjadi: ”Sudah pas-kah sumbangan kita? Sudah pas-kah mati raga kita? Pengorbanan, partisipasi, perhatian dan cinta kasih kita?” Bagaimana seharusnya kita berbagi?”

 

Salah satu jawabannya kita dapati dalam Markus 12: 41-44: ”Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

 

Dan Yesus bahkan melakukan lebih dari itu, yaitu menyerahkan diri-Nya sepenuhnya demi keselamatan kita.

 

Jangan sampai terjadi ketimpangan dimana kita menerima totalitas pengurbanan Kristus, sementara kita sekedar memberikan remah-remah kepada Lazarus yang kita jumpai, tanpa sungguh-sungguh terlibat.

 

Ditulis oleh Robby Purnomo (7 April 2012)