CERITA ANAK ASAK PAROKI HATI KUDUS KRAMAT
Nama saya Gregoriana Benedictis Flora Clarissa Lasar, biasa dipanggil Claris. Disini saya mau berbagi pengalaman yang saya dapat selama menjadi anak ASAK Paroki Hati Kudus Kramat Jakarta. Happy reading!
Dari awal saya menyadarai bahwa keadaan ekonomi keluarga saya memang rendah. Dengan penghasilan Papa yang bekerja seorang diri sebagai Katekis, tentu kurang untuk membiayai kehidupan sehari-hari seorang istri dan 3 orang anak yang masih bersekolah. Hingga suatu hari Papa membawa pulang formulir pendaftaran ASAK untuk saya, kakak saya, dan adik saya tentu kami merasa senang dan sangat bersyukur. Mama tidak perlu lagi menghadap kepala sekolah karena tunggakan SPP, dan kami bisa mengikuti ujian-ujian dengan tenang.
ASAK bagi saya adalah sebagai perpanjangan tangan Tuhan. ASAK merupakan “Paket Komplit” karena semua ada di ASAK. ASAK tidak hanya membantu dari segi dana, tetapi juga dalam bentuk dukungan moril. Saya bisa dengan bebas curhat dan konsultasi dengan pembimbing ASAK paroki saya tentang keadaan bahkan masa depan saya. Melalui ASAK juga saya bisa mendapat teman baru, terutama pada saat JAMBORE 1 DEKADE ASAK yang lalu. Pada kegiatan tersebut kami bisa bertemu dengan teman-teman ASAK se-Keuskupan Agung Jakarta dengan latar belakang kehidupan yang beragam. Di satu sisi kami diajak untuk mandiri menyatu dengan alam, di sisi lain kami juga diajak untuk berani mengemukakan pendapat dan mengekspresikan diri, serta saling berbagi pengalaman, saling menyemangati, dan menghormati satu sama lain.
Banyak kebahagiaan yang saya peroleh melalui ASAK. Tetapi ada satu hal yang mungkin dirasakan dalam diri anak ASAK, yakni rasa malu. Saya pribadi awalnya malu, tetapi saya beruntung karena memiliki teman-teman yang mengerti keadaan saya dan justru mendukung saya untuk terus berkarya. Pembimbing ASAK yang humble pun membuat rasa malu itu hilang. Saya merasa bahwa saya “berhutang” terhadap ASAK. Oleh sebab itu saya berusaha untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah, turut berorganisasi serta memperoleh ranking di kelas. Semua itu saya lakukan supaya orang lain tidak menganggap remeh anak ASAK, serta sebagai bentuk terimakasih saya atas bantuan yang ASAK berikan pada saya.
Sekarang saya sudah lulus SMK dan langsung bekerja sebagai Tata Usaha di SMP Strada Budi Luhur Bekasi. Saya berusaha untuk dapat melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri, karena saya merasa masih banyak anak-anak diluar sana yang lebih membutuhkan daripada saya.
Bagi anak-anak ASAK, be the best of yourself! Dan kalian boleh malu ketika tidak melakukan apa-apa. Maka, beranilah untuk mencoba hal-hal baru yang baik untuk perkembangan diri kalian mulai dari aktif menjawab dan bertanya di kelas, tekun dan disiplin, aktif ambil bagian dalam suatu acara/organisasi, dan masih banyak lagi.
Bagi ASAK, semoga dapat semakin tersebar luas, tetap teguh pada tujuan awal untuk membantu meringankan biaya pendidikan anak dan terus berkembang demi Kemuliaan Allah. Terimakasih dan salam ASAK!!