Hanya dengan berarti bagi sesama, hidup kita benar-benar berbuah. Tujuan utama hidup kita adalah memuliakan Allah dengan hadir dan berguna bagi semua orang terutama di luar diri, keluarga, dan kerabat. Hanya dengan begitu, peziarahan rohani kita dalam kepedulian sungguh meluas bagi semakin banyak orang. Kita tidak lagi membutuhkan eksklusivitas. Begitulah kira-kira semangat yang diperjuangkan oleh seksi pendidikan dalam program ASAK PRRJ sejak berdirinya.

Minggu, 22 Februari 2015, bertempat di resto Griyo Kulo, Kampung Kandang, tim ASAK PRRJ kembali mengadakan acara pertemuan para donor , orang tua dan anak asuh. Sekitar 28 KK dan beberapa donor hadir. Pertemuan dihadiri juga oleh wakil Dewan Paroki, termasuk Romo HaEdo. Pertemuan tersebut merupakan bagian program pendampingan ASAK PRRJ.

Minggu pagi itu cuaca cerah, angin semilir. Sekitar pukul 10.30 WIB acara dimulai. Pertemuan dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah pemaparan kerja (on-line monitoring system, budget report, evaluation, Q and A) selama periode 2014-2015 kepada para donor dan dewan harian. Bagian kedua adalah membangun spirit of togetherness antara tim ASAK PRRJ, dewan harian, para donor, orang tua dan anak asuh. Suasana terasa menyenangkan. Canda tawa anak-anak yang sedikit malu-malu, celoteh lucu mereka. Demikian juga dengan para donor dan orang tua anak asuh. Yang satu bertanya, satunya menjelaskan. Saling menguatkan, saling menjelaskan. Saling memberi, saling menerima. Muncul kesadaran bersama untuk peduli. Semangat peduli inilah yang memang diharapkan. Semangat peduli inilah yang pasti akan mendasari semangat pelayanan dan rasa syukur. Dalam pertemuan tersebut para donor, orang tua dan anak asuh pada akhirnya saling mengenal. Pertemuan sengaja dipersiapkan tidak formal. Sambil menyeruput kopi dan menikmati makanan kecil di halaman luar resto Griyo Kulo, semua terlibat dalam percakapan-percakapan. Percakapan terasa hangat, ngangeni. Banyak harapan yang muncul untuk keberlangsungan program ASAK PRRJ ini. Kesaksian yang diberikan baik oleh dewan harian, para donor, orang tua anak asuh dan anak asuh semakin menguatkan harapan akan keberlangsungan program ini. Oleh karena itu, program ASAK menanti keterlibatan langsung umat paroki. Setelah kurang lebih dua jam, pertemuan diakhiri dengan makan siang bersama. Doa makan siang dipimpin oleh salah satu anak asuh yang memiliki kehendak kuat menjadi Pastur. Kita berdoa agar kehendak tersebut terwujud!

Kepedulian sungguh semakin dituntut  karena dunia semakin membutuhkannya. Di saat dunia begitu giat mengejar kenikmatan sementara dan melupakan persiapan bekal hidup yang lebih sejati, maka waktu seperti ini sungguh baik untuk merenungkan kembali sikap dan perilaku kita. Pada akhirnya setiap orang harus bisa diremah/dipecahkan agar berguna dan bermanfaat bagi sesama. Seperti yang diungkapkan Van Bremen, dalam buku, As Bread That is Broken, tiap-tiap dari kita hendaknya berani “memecah-mecah” diri menjadi alter Christus (Kristus yang lain). Seiring masa prapaskah,  kita bisa semakin berharap dan berupaya memperbaiki tata hidup; meninggalkan cara hidup lama yang berpusat pada diri dan keluar menjadi peduli kepada sesama. Semoga usaha-usaha kita mengarah kepada peziarahan rohani dalam kepedulian.

Masih ingat motto program ASAK Ratu Rosari kita? Untuk anak pemilik masa depan, pendidikan tidak bisa ditunda!