Adakah Kesempatan?
Bersediakah saya menolong, agar orang lain juga beroleh kesempatan untuk menjadi manusia yang dapat hidup lebih baik?
Saat ini mudah ditemukan pada berbagai media mengenai beragam berita negatif antara lain: mengenai korupsi, pertikaian, intoleransi, perampokan, dan pembunuhan. Sepertinya, saat ini sulit sekali menjumpai sifat-sifat baik seperti kasih, toleransi, mau memahami perasaan orang lain, mau menolong, mau memaafkan dalam diri banyak orang. Sifat-sifat baik tersebut sepertinya sudah tidak lagi menjadi nilai luhur bagi banyak orang. Sebenarnya, semua orang tidak perlu lagi diajari bahwa mencuri, membunuh, korupsi, memperkosa, merampok itu salah. Hati nurani manusia mengatakan bahwa semua itu tidak benar. Tanpa disadari, manusia menjadi semakin jauh dari manusiawi. Hati mereka dipenuhi keserakahan yang kemudian menjadi ketidakadilan yang berdampak terjadinya proses pemiskinan terhadap orang lain. Proses pemiskinan ini menjadikan orang lain mengalami penderitaan, kekurangan, terpinggirkan, bahkan tidak memperoleh kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sehingga, sering disebutkan pada berbagai ulasan, bahwa tingkat kemiskinan yang meningkat mengakibatkan peningkatan pada tingkat kejahatan.
Kemiskinan juga masih ada di lingkungan Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel. Masih ada orang-orang yang mengalami penderitaan dan kekurangan. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan kesempatan untuk hidup yang lebih baik. Mereka membutuhkan pertolongan. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan adalah salah satu bentuk agar pihak yang ditolong dapat berkembang menjadi manusia seutuhnya, dan bukan hanya sekedar menerima bantuan. Pendidikan merupakan proses pengubahan pola pikir, sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sehingga melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi lebih baik, terbuka kesempatan untuk dapat hidup lebih baik.
Ajaran Gereja Katolik melalui beberapa surat ensiklik dari para Paus, antara lain menyebutkan prinsip dasar bahwa pihak yang lemah/miskin harus dibantu untuk dapat memperoleh keahlian, agar dapat bersaing, dan dapat memperoleh kemampuan untuk menggunakan kapasitas dan sumber daya yang ada pada diri mereka (Centesimus Annus, 34). Hal ini dapat diwujud nyatakan antara lain melalui pemberian program beasiswa pendidikan bagi yang membutuhkan. Keberpihakan Gereja adalah kepada yang miskin/termiskin, maka prioritas utama harus diberikan kepada yang paling membutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan sistem dan kriteria yang jelas dan transparan.
Program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) merupakan inisiatif Keuskupan Agung Jakarta yang juga dilaksanakan di Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel. Program ASAK dikelola secara terbuka dan transparan. Program ini memfasilitasi pihak penolong dan pihak yang ditolong serta lembaga pendidikan, agar pihak yang ditolong dapat memperoleh bantuan beasiswa bagi pendidikan. Bantuan pendidikan tersedia bagi umat Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel untuk pendidikan formal umum, termasuk pendidikan bagi calon imam, biarawan dan biarawati.
Disadari bahwa pelaksanaannya tidaklah mudah, sebab diperlukan orang-orang yang berkomitmen, jujur, dan di atas semua itu, digerakkan oleh semangat kasih yang besar kepada Kristus untuk melakukan karya kerasulan ini. Pelaksanaan ASAK hanya akan dapat berhasil nyata apabila semua umat Paroki Tomang bersedia untuk turutberperan serta.
Ditulis oleh Stephanus Tumbelaka (31 Januari 2012)