Testimoni Romo Heribertus Supriadi O. Carm
Apakah yang dapat kita renungkan dari Program ASAK yang telah berjalan kurang lebih selama 4 tahun ini?
Tujuan awal Program ASAK ini didirikan untuk kepedulian terhadap pendidikan. Dalam perkembangannya, ASAK mejadi gerakan hati, gerakan kepedulian, dan gerakan cinta akan Yesus. ASAK merupakan ‘sakramen’ yang berarti ASAK menjadi tanda dan sarana kehadiran cinta kasih dan keselamatan Tuhan bagi kita. Sakramen bagi siapa?
Pertama, bagi anak-anak santun yang sekolah maupun yang kuliah. Program ASAK menjadi ‘sakramen’, anak-anak seharusnya semakin berpegang teguh pada komitmen dalam mengembangkan diri. Kisah nyata dari salah satu anak santun, yang kemudian mengundurkan diri menjadi anak santun karena dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya sendiri dengan memberikan les pada anak sekolah. Selain itu, dia juga mendapatkan beasiswa untuk pendidikan kuliahnya di perguruan tinggi di Jakarta. Kedua, Program ASAK menjadi tanda dan sarana keselamatan bagi para donatur. Ketika para donatur memberikan dana bantuan pendidikan ini, bukan dengan alasan adanya kelebihan dana di rumah atau menjadi bantuan sosial dan bantuan akan cinta pada sesama. Tetapi sebagai tanda dan sarana keselamatan.
Melihat fungsi Program ASAK ini, kita dapat melihat bahwa Program ASAK sungguh-sungguh memiliki nilai yang luhur. Saya mengetuk pintu hati umat Paroki Tomang Gereja Maria Bunda Karmel untuk peduli dengan mengambil bagian dalam Program ASAK ini, dengan menjadi donatur, baik donatur tetap ataupun donatur abadi, serta dapat menjadi relawan dalam pengurus ASAK. Melalui karya pelayanan inilah kita dapat mewujudkan jalan keselamtan bagi kita semua.
Keuskupan Agung Jakarta mencanangkan tahun 2015 sebagai tahun syukur, dengan tema besa “Tiada Syukur Tanpa Peduli”. Bila kita kaitkan dengan Program ASAK, maka Program ASAK ini dapat menjadi ungkapan syukur dan terima kasih tetapi sekaligus menjadi ungkapan kepedulian.
Mari kita dukung gerakan hati Program ASAK, “sakramen” ASAK ini dengan menghadirkan di tengah-tengah kehidupan kita. Semoga apa yang kita lakukan dapat menjadi perwujudan kehadiran cinta dan keselamtan Tuhan di tengah-tengah kehidupan kita.
Tuhan memberkati,
Rm. Heribertus Supriadi O. Carm