DIPILIH UNTYK MELAYANI
TERIMA KASIH
TUHAN MAU PAKAI SAYA
Cerita ini berawal di bulan Januari 2013, di dalam ruang Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) yang cukup sejuk hanya berisi lima orang pengurus PSE, yang tak seorang pun saya kenal, tiba-tiba terdengar suara, “Kita harus mencari orang-orang lagi untuk program Ayo Sekolah.” Sebagai seorang yang bergelut di bidang pendidikan, ketertarikan saya langsung tergugah begitu mendengar kata ‘sekolah’. Kemudian saya segera mencari tahu asal suara tersebut, yang ternyata berasal dari Ketua PSE Paroki Katedral, Santa Perawan Maria, Lucy Haryanto. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menghampiri beliau dan menyatakan kesediaan saya sebagai anggota program Ayo Sekolah. Beliau menyambut gembira kemudian mulai menjelaskan tentang program tersebut.
Setelah beberapa bulan saya bergabung, Ketua Seksi Pendidikan (sekaligus Ketua Ayo Sekolah Ayo Kuliah/ASAK) mengundurkan diri. Meskipun belum ada ketua pengganti, kami, para pengurus tetap bersemangat menjalankan program di bawah panduan Justinus Yanto Jayadi Wibisono sendiri seperti: survey anak-anak santun, mencari penyantun/donatur, dan hadir pada undangan launching ASAK paroki lain.
Pada suatu hari Minggu bulan November 2013, Ketua PSE menelepon dan meminta saya untuk menjadi Ketua ASAK, dengan spontan permintaan tersebut saya tolak. Tak terbayangkan beban yang harus saya jalani seandainya saya menjadi Ketua Lingkungan sekaligus Ketua ASAK, yang harus mempersiapkan secara detil segala sesuatu untuk suksesnya peresmian ASAK dan program-programnya di Paroki Katedral. Selain itu, saya juga mempunyai tanggung jawab merawat ayah saya yang baru saja keluar dari rumah sakit karena drop di usia lanjut.
Sejak menolak sebagai Ketua ASAK, hati saya merasa resah. Saya berdoa dan bergumul agar Tuhan memakai saya untuk melayani-Nya sesuai dengan talenta, pendidikan, dan bidang pekerjaan yang saya geluti selama ini. Kemudian, Louis Lee (Dewan Paroki pendamping ASAK) dan Romo Wardi Saputra, SJ kembali meminta saya menjadi Ketua ASAK saat memimpin misa di Lingkungan saya. Namun hati saya belum tergerak menerima tawaran tersebut. Rupanya Tuhan menyentuh hati saya saat saya membaca firman-Nya yang berbunyi: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16). Firman ini menyentuh dinding kesadaran dan hati saya untuk memantapkan diri menjadi Ketua ASAK pada bulan Januari 2014.
Kini, seiring berjalannya waktu, karena kasih karunia Tuhan, saya dan teman-teman pengurus mampu menjalani tugas ini dengan semangat dan suka cita. Sambil mempersiapkan peresmian ASAK Katedral, kami mendampingi anak-anak ASAK untuk menyelesaikan pendidikan mereka setinggi mungkin agar meraih cita-cita serta masa depan yang lebih baik. Terima kasih, Tuhan mau pakai saya.
Demikian sepenggal cerita ini, semoga memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Biarkanlah diri kita menyadari dan mau dipilih untuk melayani Dia yang memberikan hidup dan rahmat serta karunia bagi kita semua. Karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa orang “besar” adalah orang yang mampu melakukan hal yang tidak mudah dilakukan kebanyakan orang, yaitu rela menjadi “kecil” dengan melayani orang lain demi kesejahteraan dan kedamaian orang lain.
Janny Sujatno