Dear teman – teman ASAK,

                Saya Stella Angelica salah satu anak santun dari paroki St. Clara Bekasi Utara. Awal pertama saya mengikuti program PSE dr KAJ sewaktu saya SMP, ketika saya SMK program ASAK barulah dibentuk diparoki saya, dan saat itu saya menjadi anak santun di paroki St. Clara. Selama kira- kira 4 th menjadi salah satu anak santun saya memiliki banyak pengalaman baru, keluarga baru. Dalam segi bantuan financial saya mendapat kan bantuan berupa biaya kuliah untuk per semesternya dan bantuan untuk biaya transport saya perbulan. Selama di ASAK bantuan yang saya dapatkan tidak hanya dari segi financial, namun juga beberapa training yang sangat berguna bagi kami dari training tersebut kami mendapat kan teman baru dari beberapa anak santun yang berbeda paroki dengan kami, dan sampai saat ini saya menjalin hubungan baik dengan mereka, dari training tersebut dapat merubah pribadi saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan menjadi pribadi yang lebih berani untuk beradaptasi dengan orang lain melalui training tersebut kami sebagai anak ASAK diajarkan untuk mengatur diri kita sendiri belajar untuk mandiri, dan membentuk pribadi kita menjadi yang lebih baik. Dalam ASAK juga kita sering kumpul untuk sekedar sharing,dan latihan koor untuk misa di PIK. Harapan saya agar program ASAK ini dapat terus berjalan diseluruh paroki, karena masih banyak anak-anak yang memmerlukan bantuan baik dalam hal pendidikan dan pembentukan pribadi untuk bekal kami dimasa depan.

                Sebelum adanya ASAK saya telah mengubur dalam-dalam mimpi saya untuk melanjutkan kuliah karena saya mengukur kemampuan orang tua saya yang tidak mungkin dapat menguliahkan saya dengan kondisi papa saya yang sudahmeninggal, namun setelah beberapa kali saya mendapatkan arahan dari ketua ASAK saya dan beberapa pengurus ASAK yang lain bahwa ASAK dapat membantu saya untuk melanjutkan kuliah maka akhirnya saya memutuskan untuk mau melanjutkan kuliah. Saat ini saya berkuliah di KALBIS Institute semester 3 jurusan akuntansi, selain kuliah saya juga bekerja di KALBIS Institute sebagai marketing untuk program studi S2. Banyak orang yang bilang kalau bekerja sambil kuliah itu capek, kalau dikatakan capek pasti itu semua manusiawi tapi kembali lagi saya berfokus pada tujuan awal saya bahwa saya ingin masa depan yang lebih baik untuk keluarga saya, dan saya ingin menjadi pengganti papa saya dalam keluarga. Pagi hari sampai sore saya bekerja layaknya seorang marketing pada umumnya expo, bertemu customer, follow up, dsb, namun ketika mulai waktunya kuliah jam stengah tujuh malam saya fokus pada mata kuliah dan tugas yang diberikan, pulang kuliah sesampainya dirumah sekitar jam sepuluh malam saya mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosen, jika ada quiz atau UTS jika saya sudah terlalu capek untuk belajar setelah pulang kuliah, saya belajar pada waktu subuh dan pada saat jam makan siang dikantor saya sempatkan untuk belajar  mengulang kembali materi untuk quiz atau UTS, bahkan jika saya sedang keluar kantor dalam perjalanan saya sempat kan untuk belajar.

                Pada saat semester 1 yang lalu saya mendapatkan IPS 3,88, pada semester 2 saya mendapatkan IPS 2,81, dan IPK yang saya dapatkan 3,34 dan saya berjuang agar di semester 3 ini prestasi saya dapat meningkat seperti semester 1. Gaji atau pendapatan yang saya dapatkan perbulannya Rp 1.900.000 tetapi itu belum termasuk bonus jika saya dapat customer yang mendaftar S2 di KALBIS melalui saya, oleh karena itu saya semangat untuk mendapatkan customer melalui pengetahuan saya mengenai program S2 di KALBIS, untuk bonus form sold saya mendapat kan Rp 50.000 / form, dan untuk bonus intake (cutomer saya yang sudah pasti menjadi mahasiswa di KALBIS yang membeli formulir melalui saya) saya mendapat Rp 100.000 / form. Jika dikatakan cukup atau tidak dengan penghasilan saya memang dikatakan cukup “di press” tetapi sudah cukup membantu mama saya untuk kebutuhan rumah. Walaupun dengan gaji yang mungkin minim paling tidak saya sudah tidak meminta mama saya untuk membelikan sesuatu, seperti dengan gaji saya sekarang saya sudah bisa membeli netbook meskipun dengan mencicil tetapi paling tidak membantu saya untuk membantu mengerjakan tugas kuliah. Meskipun gaji saya minim tetapi saya tetap bersyukur dan tujuan saya bekerja disini sebagai batu loncatan saya dan proses saya belajar untuk beradaptasi dengan dunia luar, karena dengan pekerjaan ini saya dapat mengenal beberapa karakter orang , saya juga mengerti bahwa semua itu berproses dan harus berawal dari “nol” dan saya menikmati proses itu. Mungkin pada awalnya ada beberapa orang yang meragukan saya dapat bekerja karena saya anak ASAK, namun disini saya ingin membuktikan bahwa anak ASAK juga bisa bekerja dan berprestasi  baik dalam dunia kerja maupun dalam pendidikan, saya tidak ingin telalu mengambil pusing omongan orang yang dapat menghambat masa depan saya, selama yang saya lakukan benar dan dengan tujuan yang baik saya percaya Tuhan akan selalu memberikan jalan untuk saya.

                Satu hal yang masih saya ingat dan akan selalu jadi motvasi saya ketua ASAK saya yang telah saya anggap sebagai orang tua kedua saya yaitu Pak Yanta dan Ibu Purnama, pernah bicara kepada saya pada salah satu training yang pernah kami ikuti, beliau berbicara bahwa saya harus tetap hidup, saya tidak boleh mati karena perjalanan saya masih panjang, dan dibalakang saya masih ada mama saya, kakak saya , dan keponakan saya yang harus saya pikirkan dan saya harus tetap berjuang…