SAYA INGIN MELAYANI ENGKAU, DENGAN APA YANG SAYA MILIKI
Nama saya Yuly, saat ini saya kuliah semester 4 jurusan manajeman di Kalbis Institute, dan juga bekerja sebagai staf finance. Saya kuliah di Kalbis lewat program ASAK paroki Santo Paskalis. Saya anak tunggal dan hanya tinggal dengan mama. Mama adalah wanita “super” dalam hidup saya. Mama dan papa sudah lama berpisah. Dari kecil, mama yang merawat saya hingga dewasa. Saya tahu tentu sangat sulit bagi mama untuk membesarkan saya, terutama dalam situasi ekonomi yang sangat terbatas.
Mama membesarkan saya dari uang hasil jualan kue. Mama menjadikan kebutuhan saya sebagai prioritas, memang itu mungkin tidak baik, tapi sebagai seorang ibu saya percaya mama berusaha memberikan yang terbaik. Mama juga cerewet kepada saya, namun itu adalah bentuk kasih sayangnya kepada saya.
Dalam hidup kami mengalami begitu banyak bantuan, dari orang-orang yang Tuhan kirimkan untuk kami. Menerima bantuan dan mengalami hidup bersama teman-teman ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah) adalah bagian dari hidup yang saya syukuri. Sekolah itu memerlukan biaya besar, sementara untuk biaya hidup saja sulit bagi mama. Saya sering lihat mama berdoa malam hari sambil menangis. Kami bersyukur Tuhan menjawab doa-doa kami. Lewat sebuah masalah, mama mengenal salah seorang pengurus seksi PSE (Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi) Paskalis. Singkat cerita akhirnya saya mendapatkan bantuan dari seksi PSE Paskalis, sehingga saya bisa melanjutkan sekolah di SMP Paskalis.
Saya bukanlah anak yang aktif di gereja saat itu, banyak acara seksi PSE yang saya abaikan. Rasa malu dan malas menjadi alasan utama mengapa saya enggan mengikuti acara yang diadakan SSP, alasan lain adalah karena saya terlalu aktif dalam kegiatan organisasi sekolah. Hal ini berlangsung hingga saya menginjak kelas 2 SMK, hingga saya mendapatkan sebuah nasihat dari seorang Pembina, kurang lebih ia berkata seperti ini “Saya kecewa sama kamu, bila kamu tidak disiplin jangan berharap kamu dapat sukses, semua pilihan ada pada diri kamu sendiri”, kata-kata itu sepertinya biasa saja, tidak ada yang special; namun tidak untuk saya. Tidak tahu mengapa kata ini mampu membuat saya kembali berpikir ingin seperti apa masa depan saya, ingin seperti apa nantinya hidup saya. Saya tentunya berharap memiliki menggugah hati saya. Semenjak kejadian itu, saya mulai mencoba untuk aktif, walau belum terlalu maksimal.
Sejak tahun 2011 bantuan pendidikan dari SSP dialihkan/ dimasukkan dalam Program Ayo Sekolah. Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama bergabung dengan program Ayo Sekolah. Kami diberikan banyak pembekalan, seperti seminar dari Bapak Peter Kaliman. Mungkin ada beberapa sahabat pembaca yang pernah mendengar maupun mengikuti seminar ini, disana kami diajarkan untuk mampu menjadi pribadi yang percaya diri, peduli pada sesama, menghargai hidup lewat hal hal kecil, misalnya tersenyum.. lalu dilanjutkan dengan acara ka Miki yaitu terapi tawa, kemudian ada acara natalan bersama yang kami buat sendiri, ada juga acara membuat kartu bersama untuk para penyantun yang tidak kami kenal, dan masih banyak pembekalan lainnya.
Waktu berjalan dengan cepat, awalnya tidak mengira bahwa setelah lulus saya bisa langsung kuliah. Sebelum dinyatakan lulus, saat baru selesai ujian, saya telah berpikir bahwa saya harus langsung kerja. Saya harus dapat menggantikan mama untuk mencari uang, terlebih kondisi mama yang semakin lemah karena usia dan penyakit. Saya sangat merasa beruntung setelah lulus langsung mendapatkan pekerjaan, namun saya merasa lebih beruntung karena sebulan setelah itu, mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studi dari ASAK Paskalis, tentu peluang tersebut tidak saya abaikan mengingat bahwa pendidikan adalah salah satu langkah untuk memperbaiki kehidupan.
Saya begitu beruntung, karena dalam waktu yang bersamaan selain kuliah, saya juga bisa bekerja di Kalbis, dan masih diberi kesempatan untuk menjalani aktivitas digereja sebagai guru sekolah minggu serta pewarta sabda Tuhan, saya merasa Tuhan terlalu baik untuk saya. Sangat banyak yang Dia berikan kepada saya, karena itu saya ingin melayani Engkau melalui apa yang saya miliki, meskipun hal itu sangat kecil bila dibandingkan dengan kasihNya dalam hidup saya.
Melalui kesaksian ini, saya berharap siapapun yang membacanya dapat menyadari betapa beruntungnya kita yang masih diberikan kesempatan untuk belajar, bukan hanya belajar disekolah, bukan hanya belajar bersama teman, melainkan belajar dalam kehidupan. Bukankah kita telah belajar dari kita kecil hingga saat ini, bukankah kita telah belajar dari kita terbangun hingga kita kembali tertidur, bahkan kita akan terus belajar hingga kita menutup mata. Lewat tulisan ini bersama dengan semua teman-teman yang mengikuti program ASAK saya menyampaikan syukur dan berterima kasih pada semua penyantun ASAK yang tidak kami kenal, serta semua Pembina yang telah mendukung kami agar dapat terus melanjutkan sekolah dan bertumbuh dalam segala hal. Kami tidak dapat membalas kebaikan Bapak dan Ibu, kami hanya dapat mendoakan segala yang terbaik untuk Bapak dan Ibu sekalian.
Yuly