Mimpi untuk menguliahkan anaknya saja tidak pernah terpikir oleh Rani, ibu dari Lydia. Lydia adalah seorang anak santun dari program Ayo Kuliah Paroki Bojong Indah, Santo Thomas Rasul (Sathora). Keluarga Lydia tinggal di sebuah rumah kontrakan tidak jauh dari Gereja Sathora. Lydia aktif mengikuti koor Lingkungan dan pembinaan anak-anak Bina Iman Remaja (BIR) di gerejanya. Ayahnya, Andreas, adalah seorang pengemudi sebuah perusahaan di Tanjung Priok. Setiap hari Andreas berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.00 pagi dan pulang larut malam.

Lydia mengikuti program Ayo Kuliah angkatan ketiga.  Dia diterima kuliah di jurusan akuntasi Universitas Esa Unggul dan kini telah memasuki semester 5. Lydia ternyata mampu meraih IPK 3,52 dan berhak menerima beasiswa belajar di negari Tiongkok.

~~~~~~~~~~~~~~~  

Theresia Selviana adalah salah satu anak santun dari program Ayo Kuliah Sathora juga. Ia tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kontrakan. Theresia, panggilan akrabnya, mempunyai dua orang adik. Salah satu adiknya, Natasha, juga anak santun program Ayo Sekolah yang saat ini duduk di bangku SMP. Ayahnya bernama Tjhie Keem bekerja sebagai staf pengantar barang komponen alat berat, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. Theresia pun aktif dalam pembinaan anak-anak BIR di Gereja Sathora. Selain itu ia juga membantu memberikan bimbingan belajar untuk adik-adik Ayo Sekolah di Sathora.

Berkat semangat dan kerja kerasnya Theresia yang kuliah di Universitas Esa Unggul berhasil meraih IPK 3,66 dan dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya di negeri Tiongkok.

~~~~~~~~~~~~~~~ 

Lydia dan Theresia beserta keluarga merasakan kasih Tuhan yang nyata hadir lewat gerakan Ayo Sekolah Ayo Kuliah. Jika saat ini mereka menerima, semoga kelak mereka bisa memberi sekaligus menjadi saluran berkat bagi sesama yang membutuhkan.

 

SURAT dari  NANJING

 

Shalom teman- teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Minggu lalu kami sempat mengobrol melalui WhatsApp (WA) dengan Om Yanto. Lalu Om Yanto meminta kami menulis kabar dari Nanjing, Tiongkok tempat dimana kami kuliah saat ini. Sungguh anugerah Tuhan yang paling hebat buat kami berdua karena bisa kuliah di sini. Buat orang tua kami, membiayai kuliah di Jakarta saja susah, apalagi sampai ke Nanjing.

Banyak hal yang luar biasa terjadi pada kami, mulai dari mengurus dokumen ke Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), mengurus paspor, dan lain-lain hingga mempersiapkan mental. Untungnya kami berdua telah saling kenal, berkat dukungan dan motivasi om serta tante pengurus ASAK Sathora memantapkan langkah kami menatap masa depan.

Tiba di Nanjing malam hari. Esoknya kami pergi belanja kebutuhan sehari-hari. Tidak lupa kami membeli ember dan gayung, karena… hmmm kamar mandi dan WC-nya, minta ampun. Beruntung kami sekamar berdua. Di penginapan dan di kampus, kami bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara: India, Korea, Inggris, Perancis, Nepal, Uganda, Afrika Selatan, dan lain-lain. Sungguh menakjubkan buat kami. Kami melanjutkan kuliah di sini karena kami mendapatkan beasiswa double degree yang diberikan oleh pemerintah Indonesia melalui Universitas Esa Unggul.

Teman-teman, sebenarnya kami ingin membuktikan bahwa Tuhan baik bagi semua orang yang percaya pada-Nya. Tidak akan kami sia-siakan semua berkat ini. Terima kasih Tuhan kami yang luar biasa. Terima kasih Depdiknas dan Universitas Esa Unggul. Terima kasih om dan tante pengurus ASAK Sathora yang tidak kenal lelah membantu kami semua. Terima kasih para penyantun dan donatur ASAK. Terima kasih Romo, orang tua kami dan semua orang yang mendukung kami. Tinggal satu tahun lagi kami akan selesai kuliah. Tekad kami adalah memberi yang terbaik. Doa kami selalu untuk orang-orang yang telah menanamkan kebaikan bagi kami semua.

 

 Lydia dan Theresia