SOUL MIND SYNERGY TRAINING

KOMITMEN, KETULUSAN DAN TANGGUNGJAWAB

 

Berawal dari kongkow-kongkow pengurus ASAK dari beberapa Paroki yang berujung pada kesamaan pengalaman di dalam menjalankan Gerakan ASAK di masing-masing Paroki bahwa banyak anak santun yang kurang percaya diri, pendiam, cenderung menutup diri, rendah diri, kurang bisa berkomitmen dan bertanggung jawab. Atas kesamaan pengalaman tersebut maka muncul-lah ide untuk membuat suatu kegiatan bersama antar Paroki ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah).

Setelah mengadakan 3 kali pertemuan kecil antar pengurus ASAK maka diputuskan untuk mengadakan kegiatan bersama training Soul Mind Synergy pada tanggal 21-22 Desember 2013 bertempat di aula Gereja St. Bonaventura, Paroki Pulomas. Training ini diikuti oleh anak santun usia SMA sampai dengan kuliah dari 8 Paroki yaitu Paroki Taman Galaxi – St. Bartolomeus, Paroki Pulomas – St. Bonaventura, Paroki Danau Sunter – St. Yohanes Bosco, Paroki Sunter – St. Lukas, Paroki Cempaka Putih – St. Paskalis, Paroki Bekasi Utara – Santa Clara, Paroki Kramat – Hati Kudus, Paroki Matraman – St. Yoseph dengan total peserta 90 anak.

Hari pertama training terlihat banyak sekali anak-anak yang masih canggung dan kaku. Mereka duduk berkelompok dengan teman-teman se-Parokinya. Tetapi sedikit demi sedikit suasana mulai mencair. Mereka dapat membaur dengan teman-teman baru mereka dari Paroki lain. Mereka diajak duduk per kelompok untuk sharing dan berdiskusi. Mereka diajarkan bahwa “Hidup ini adalah sebuah pertandingan! Tugas kita adalah memenangkannya dan pengendalian pikiran adalah salah satunya cara untuk menang”. Satu per satu mereka diharuskan untuk maju ke depan, berani berbicara di depan teman-temannya dalam bentuk sharing maupun dalam bentuk permainan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan agar mereka lebih percaya diri. Mereka diajarkan pula untuk tetap tersenyum dalam menghadapi berbagai masalah dan mereka juga diajarkan untuk mengendalikan hal-hal negatif seperti kesombongan diri, keras kepala, iri hati, munafik, dengki, pendendam dan egoisme yang dapat mendominasi pikiran. Training hari pertama ditutup dengan sesi Bunda, anak-anak diajak untuk merenungkan apa yang telah mereka perbuat dan lakukan terhadap orang tua mereka. Apakah mereka bangga terhadap orang tua mereka, perbuatan apakah yang sudah lama tidak mereka lakukan kepada orang tua mereka, apakah mereka sudah lama tidak memeluk ibu mereka dan berkata “Aku sayang ibu”. Mereka diajak untuk berbuat dengan perbuatan nyata, bukan hanya dengan kata-kata dan selepas pulang ke rumah masing-masing mereka diharuskan untuk melakukan sesuatu yang mereka sudah lama tidak lakukan terhadap orang tua masing-masing.

Hari kedua training anak-anak diajarkan cara untuk berfikir secara positif yaitu dengan pengendalian pikiran yang dapat kita ciptakan setiap saat sesuka kita dengan ketulusan menerima. Sebagai bentuk pemahaman selama training, para peserta dibagi per kelompok dan per kelompok tersebut diminta untuk mempresentasikan apa yang mereka dapat selama mengikuti training 2 hari ini dalam bentuk sebuah drama. Terlihat mereka semakin kompak, semakin percaya diri dan semakin berani tampil meskipun mereka baru mengenal teman barunya selama 2 hari training.

Banyak perubahan yang terjadi di dalam diri anak-anak kami setelah mengikuti training ini. Beberapa orang tua anak santun sempat kebingungan melihat anaknya berubah secara positif setelah mengikuti training ini. Bagaimana pun juga, anak-anak yang telah mengikuti training selama 2 hari ini, semua pulang sebagai seorang pemenang dan mereka semua adalah generasi penerus Gereja Katolik.

 

Bernardus Budy Sunartyo
Ketua ASAK Paroki Matraman